Mengenal Instrumen Investasi

Investasi merupakan salah satu cara untuk melindungi dan meningkatkan nilai kekayaan yang kita miliki. Namun, apa saja sih instrumen - instrumen investasi yang bisa kita pilih ? Mengenal instrumen investasi merupaakan hal yang penting sebelum memulai investasi, salah satu alasannya agar mengurangi kerugian ataupun memilih jenis instrumen yang cocok sesuai dengan Anda. Oleh karena itu, pada postingan ini saya akan menjelaskan beberapa jenis instrumen investasi yang dapat kalian pilih. Sebelum memulai, instrumen investasi yang saya tulis dibawah ini hanyalah instrumen - instrumen investasi yang sudah legal atau resmi, sehingga kalian aman memilihnya.

Sebelum memulai, pastikan Anda sudah mengetahui tujuan dari investasi itu sendiri, jika Anda masih belum mengetahuinya, silahkan pelajari terlebih dahulu di Mengapa kita perlu investasi ?

Apa saja jenis instrumen investasi ?

Untuk mempermudah menjelaskannya, saya membagi instrumen - instrumen investasi ini ke dalam beberapa bagian, seperti pada foto dibawah ini

 


1. Instrumen Bersifat Utang

Jenis instrumen ini adalah jenis investasi dengan memberikan utang kepada peminjam. Peminjam disini dapat berbagai macam, misalkan perorangan, perusahaan, bank, ataupun negara. Instrumen yang saya golongkan kedalam bersifat utang ini juga memiliki ciri - ciri instrumen yang memiliki batas waktu. Artinya jenis instrumen ini tidak dapat kita simpan selamanya atau bisa kita bilang investasi jenis ini adalah investasi yang cocok untuk digolongkan ke dalam investasi berjangka pendek dan menengah. Selain itu jenis instrumen ini juga memiliki pendapatan berupa bunga yang nilainya ditetapkan.

1.1 Pasar Uang

Pasar uang merupakan suatu mekanisme pasar dimana suatu pihak dapat meminjam dana dari pihak lainnya pada tingkat bunga tertentu dan biasanya dengan jangka waktu kurang dari 1 tahun. Jenis investasi ini tergolong minim risiko dan berjangka pendek. Salah satu contoh instrumen pasar uang yang sering kita dengar dan mengenalnya adalah deposito.

1.1.1 Deposito

Deposito merupakan jenis instrumen pasar uang yang bisa kita dapatkan di bank. Jenis instrumen ini memiliki tingkat bunga yang berbeda - beda dan ditetapkan oleh bank. Namun, tingkat suku bunga ini juga memiliki index atau acuan, yaitu suku bunga acuan yang dikeluarkan BI. Jika suku bunga yang dikeluarkan bank lebih tinggi daripada suku bunga BI, maka suku bunga sisanya tidak ditanggung oleh LPS. Deposito ini juga merupakan instrumen yang dikenakan pajak 20% dari pendapatan. Contoh cara perhitungannya adalah :

Jumlah Deposito : 10.00.000

Tenor : 1 bulan

Bunga : 5%

Total kotor bunga 1 tahun : 10.000.000 x 5% = 500.000

Pajak : 500.000 x 20% = 100.000

Total bersih bunga 1 tahun = 500.000 - 100.000 = 400.000

Total bersih bunga sesuai tenor : 400.000 / 12 = 33.333

Maka total bunga yang didapatkan selama 1 bulan adalah Rp. 33.333. Jika kita hitung maka bunga yang didapatkan sesungguhnya (setelah pajak) yang sebelumnya 5% menjadi hanya 4%.

1.2 Obligasi

Obligasi atau surat utang ini  merupakan jenis instrumen yang juga berupa memberikan utang, namun dengan jangka waktu yang biasanya lebih lama dibandingkan pasar uang. Obligasi ini juga tergolong minim risiko dan berjangka pendek hingga menengah. Terdapat 2 jenis obligasi, yaitu obligasi negara & obligasi korporasi. Namun, kali ini saya hanya menjelaskan obligasi negara saja, karena lebih mudah didapatkan dan lebih minim risiko.

1.2.1 Obligasi negara

Obligasi negara adalah jenis obligasi yang dikeluarkan oleh negara dan dijamin oleh negara, sehingga jenis investasi ini sangat minim risiko. Obligasi negara ini juga memiliki berbagai jenis, misalkan SBR, ORI, FR, dll. Setiap jenis tersebut juga memiliki berbagai perbedaan, misalakan ada yang bisa diperjual belikan kembali, seperti ORI & FR dan ada juga yang tidak bisa diperjual belikan tetapi bunganya mengikuti BI 7 day repo rate, seperti SBR. Obligasi ini juga merupakan instrumen yang dikenakan pajak 15% dari pendapatan. Contoh cara perhitungannya juga sama dengan deposito, yaitu :

Jumlah Obligasi : 10.000.000

Bunga : 7%

Total kotor bunga 1 tahun : 10.000.000 x 7% = 700.000

Pajak : 700.000 x 15% = 105.000

Total bersih bunga 1 tahun = 700.000 - 105.000 = 595.000

Total bersih bunga sesuai tenor : 595.000 / 12 = 49.583

Maka total bunga yang didapatkan selama 1 bulan adalah Rp. 49.583. Jika kita hitung maka bunga yang didapatkan sesungguhnya (setelah pajak) yang sebelumya 7% menjadi hanya 5.95%

1.3 P2P Lending

P2P lending (peer to peer lending) adalah salah satu jenis instrumen baru yang menghubungkan langsung antara peminjam & pendana. Jenis instrumen ini juga tidak berbeda jauh dengan instrumen bersifat utang lainnya, namun risiko dari investasi ini sangat beragam. Anda bisa memilih tingkat risikonya dengan melihat credit scoring yang diberikan oleh pihak P2P lending / perusahaan fintech ini. Tenor dari P2P lending ini juga berbagai macam, sesuai dengan jenis pinjaman dan ketentuan dari setiap perusahaan P2P lending. Tingkat suku bunga yang dikeluarkan juga ditetapkan oleh pihak P2P lending / perusahaan fintech, namun tetap terdapat maksimum suku bunga yang dikeluarkan oleh AFPI (Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia). Selain itu, untuk mengurangi risiko gagal bayar, OJK juga terus memantau perusahaan fintech ini dengan mengeluarkan berbagai aturan yang ketat dan selalu merilis penyelenggara fintech yang terdaftar dan berizin di OJK. OJK juga mengeluarkan aturan bahwa setiap perusahaan P2P lending harus mencantumkan tingkat TKB90 di websitenya, sehingga Anda dapat melihat berapa persen yang gagal bayar.

2. Instrumen Asset

Jenis instrumen asset ini adalah jenis instrumen yang bersifat kepemilikan atau asset. Jenis instrumen ini memiliki nilai yang bergerak / tidak tetap, sehingga jenis instrumen ini bisa dikategorikan kedalam investasi berisiko menengah sampai tinggi. Instrumen yang digolongkan kedalam asset ini juga tidak memiliki batas waktu, artinya jenis instrumen ini sangat cocok untuk jangka menengah sampai jangka panjang.

2.1 Saham

Saham adalah jenis instrumen investasi berupa kepemilikan terhadap suatu perusahaan. Saham ini tergolong berisiko tinggi dibandingkan dengan instrumen asset lainnya, namun dikarenakan berisiko tinggi maka return yang dihasilkanpun juga bisa lebih tinggi dibandingkan instrumen asset lainnya. Disini saya membedakan 2 jenis saham, yaitu saham yang berada pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan saham yang berada pada perusahaan fintech atau sering dikenal dengan Equity Crowdfunding (ECF). Pada dasarnya kedua jenis saham itu sama, hanya terdapat sedikit perbedaan dalam hal perhitungan, sistem transaksi & risiko.

2.1.1 Saham

Saham yang saya masukkan ke dalam saham ini adalah saham yang berada / listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham - saham perusahaan yang berada pada BEI biasanya memiliki nilai jual yang fluktuatif & dapat diperjualbelikan selama jam bursa. Perusahaan yang listing di BEI biasanya membagikan dividen setiap 1 tahun / 6 bulan / sesuai dengan ketentuan perusahaan tersebut. Anda bisa membeli saham yang listing di BEI melalui sekuritas.

2.1.2 ECF

Equity Crowdfunding (ECF) adalah jenis instrumen yang masih baru di Indonesia. Sistem kerjanya tidak jauh berbeda dengan saham yang listing di BEI, namun ECF ini nilai jualnya tidak fluktuatif. Selain itu, ECF dapat dibeli hanya pada saat sesi pengumpulan dana saja & dapat dijual pada saat secondary market dibuka. Secondary market dibuka tidak setiap saat, ada bulan - bulan tertentu dibukanya secondary market ini, biasanya setiap 6 bulan. Harga ECF pun juga tergolong jauh lebih murah dibanding saham yang listing di BEI. Perusahaan yang masuk ECF juga membagikan dividen setiap 3 bulan / 6 bulan / sesuai dengan ketentuan perusahaan tersebut. Anda bisa membeli ECF ini melalui perusahaan fintech penjual ECF dan pastikan Anda membelinya di perusahaan fintech yang sudah terdaftar dan memiliki izin OJK, karena perusahaan penjual ECF terdaftar & memiliki izin masih tergolong sangat sedikit.

2.2 Forex

Foreign Exchange (Forex) juga bisa menjadi salah satu instrumen investasi Anda. Anda bisa mendapatkan keuntungan forex ini dari selisih kurs jual & beli. Tapi perlu diperhatikan bahwa harga beli & jual mata uang asing ini berbeda. Jadi membutuhkan waktu yang tepat untuk membeli & menjualnya. Risiko dari forex ini dapat digolongkan kedalam risiko menengah sampai risiko tinggi, sesuai dengan keadaan ekonomi negaranya pada saat itu. Selain Anda bisa menyimpan mata uang asing ini, Anda juga dapat menempatkannya dalam deposito mata uang asing ataupun reksadana dengan mata uang asing.

2.3 Emas

Emas adalah salah satu instrumen investasi yang juga sangat terkenal dikarenakan kenaikan harganya yang cenderung stabil. Hal tersebut memang benar kenaikan harga emas cenderung stabil namun agak lambat. Karena kecenderungan kenaikan harga yang stabil ini juga, saya menggolongkan emas kedalam investasi berisiko rendah sampai dengan menengah. Anda bisa mendapatkan keuntungan emas ini dari selisih harga jual & beli. Namun perlu diperhatikan bahwa harga jual & beli emas juga berbeda. Jadi emas dapat kita golongkan merupakan jenis instrumen investasi jangka panjang.

2.4 Properti

Properti juga merupakan instrumen investasi jangka panjang. Diyakini bahwa harga properti akan meningkat setiap tahunnya, namun tidak semuanya seperti itu. Harga properti dapat naik dan turun bergantung pada lokasi dari properti itu sendiri. Karena harganya yang tidak menentu ini maka saya menggolongkan properti ini ke dalam investasi berisiko menengah sampai berisiko tinggi. Anda bisa mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual & beli dari properti tersebut. Namun, perlu diperhatikan kembali bahwa Anda harus membayar PBB & iuran lainnya selama Anda memiliki properti tersebut.

3. Reksa dana

Mengapa saya memisahkan reksa dana ini ? Karena pada dasarnya instrumen yang terdapat dalam reksa dana adalah instrumen - instrumen diatas, yaitu pasar uang, obligasi, dan saham. Perbedaannya, jika Anda memilih reksa dana maka instrumen - instrumen tersebut dikelola oleh manajer investasi. Jadi Anda tidak perlu pusing untuk memilih ataupun meluangkan waktu untuk menganalisa dan membelinya, karena manajer investasi inilah yang akan mengelola semuanya. Nantinya Anda dapat melihat kinerja dari hasil investasi mereka dalam NAB (Nilai Aktiva Bersih) dari reksa dana tersebut. Oleh karena itu sebelum memulai investasi reksa dana, ada baiknya Anda mengetahui inti dari instrumen reksa dana terlebih dahulu. Reksa dana biasanya dibagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan jenis instrumennya, yaitu pasar uang, pendapatan tetap, campuran, saham, index, dll. Reksa dana juga tidak dikenakan pajak, dikarenakan masing - masing instrumen yang ada dalam reksa dana sudah dikenakan pajak. Apakah Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut ? Anda bisa mencari tahu lebih lanjut dengan membaca di Mengenal Reksa Dana

Itulah jenis - jenis instrumen yang dapat Anda pilih. Apakah sekarang Anda sudah tertarik untuk memulai investasi ? Ayo mulai berinvestasi dengan membaca Memulai investasi untuk pemula
Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Asosiasi Sepakat Bunga Fintech Pinjaman Produktif Maksimal 30 %" , https://katadata.co.id/muchamadnafi/digital/5e9a495dbb00b/asosiasi-sepakat-bunga-fintech-pinjaman-produktif-maksimal-30
Penulis: Cindy Mutia Annur
Editor:
Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI)

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Asosiasi Sepakat Bunga Fintech Pinjaman Produktif Maksimal 30 %" , https://katadata.co.id/muchamadnafi/digital/5e9a495dbb00b/asosiasi-sepakat-bunga-fintech-pinjaman-produktif-maksimal-30
Penulis: Cindy Mutia Annur
Editor:

Komentar