Tidak sedikit orang yang ingin memulai investasi, tetapi masih bingung
dan takut untuk memulai. Banyak yang berpikir bahwa investasi dapat
mengakibatkan kerugian dan lain sebagainya. Pernyataan tersebut memang
tidak salah, setiap investasi tentu memiliki risiko masing - masing.
Namun, kita dapat mengurangi risiko - risiko tersebut hingga mencapai
batas toleransi yang dapat kita terima dengan mengetahui setiap profil
investasi yang kita lakukan. Misalkan jika Anda seorang yang takut akan
kerugian & tidak dapat mentoleransi kerugian sedikitpun, maka ada
baiknya Anda tidak memilih investasi - investasi yang berisiko tinggi,
misalkan saham. Namun, jika Anda adalah orang yang dapat mentoleransi
kerugian yang besar, maka Anda adalah orang yang cocok untuk memilih
investasi risiko tinggi, seperti saham.
Atau ternyata Anda masih bingung mengapa kita perlu berinvestasi ? Maka Anda adalah orang yang tepat untuk memulai investasi dengan membaca Mengapa kita perlu investasi ?
Kali ini, saya akan
menjelaskan bagaimana cara memulai investasi bagi para pemula dan bagaimana cara
mengurangi risiko kerugiannya.
1. Diversifikasi
Diversifikasi adalah salah satu kunci utama yang perlu dilakukan ketika Anda memulai investasi. Diversifikasi adalah membagi investasi yang Anda lakukan ke dalam beberapa instrumen investasi, namun tidak hanya terbatas pada instrumen saja diversifikasi juga dapat dilakukan ke berbagai hal dalam investasi. Sebagai contoh bayangkan Anda hanya investasi pada saham dan hanya memiliki 1 saham saja, setelah Anda membeli saham tersebut tiba - tiba saja harga saham tersebut mengalami penurunan yang cukup tinggi. Ketika Anda memulai investasi dengan pengalaman seperti itu, bukan hanya Anda mengalami kerugian, tetapi tentu saja akan menimbulkan pengalaman berinvestasi yang buruk bagi Anda dan mungkin saja Anda akan kapok untuk berinvestasi atau dapat juga membuat Anda menjadi stress.
Oleh karena itu sangat disarankan Anda memulai diversifikasi investasi Anda ke dalam beberapa instrumen, misalkan berinvestasi pada deposito, obligasi negara, saham, reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, dll. Sehingga jika sedang terjadi penurunan pada salah 1 instrumen investasi tersebut, maka diharapkan instrumen lainnya dapat bertumbuh dan mengurangi angka kerugian. Sebagai contoh jika harga saham sedang turun, biasanya harga obligasi akan cenderung lebih naik. Harga saham yang turun terus menerus biasanya akan mempengaruhi para investor untuk memilih investasi dengan risiko yang lebih kecil, misalkan obligasi. Hal itulah yang dapat mengakibatkan harga obligasi akan cenderung meningkat ketika harga saham sedang turun.
Selain itu juga Anda bisa melakukan diversifikasi kembali pada pilihan - pilihan dari masing - masing instrumen, misalkan pada saham Anda dapat membeli saham A yang dari sektor mining, saham B yang dari sektor perbankan, dll. Sehingga ketika terjadi penurunan harga pada salah 1 sektor, diharapkan kenaikan harga dari sektor lain masih dapat membantu menurunkan angka kerugian.
2. Pahami profil risiko Anda, Safety or Risk ?
Memahami profil risiko Anda juga merupakan hal yang penting untuk memulai investasi. Sangat tidak disarankan Anda terpancing hanya dengan return yang tinggi saja, karena return yang tinggi berarti memiliki risiko yang tinggi juga. Jangan mudah terpancing dengan perkataan orang lain yang mengatakan bahwa investasi saham dapat untung yang besar, memang benar return dari investasi saham terbilang tinggi, namun perlu Anda ketahui bahwa harga dari saham cenderung lebih cepat naik dan turunnya. Jika Anda adalah seorang yang takut & tidak dapat mentoleransi kerugian, maka bisa saja ketika harga saham sedang turun terus menerus membuat Anda panik dan hingga akhirnya Anda menjadi stress, tentu bukan return tinggi yang didapatkan tetapi kehidupan Anda yang menjadi berantakan. Perlu Anda ingat bahwa tingkat toleransi setiap orang berbeda - beda, sehingga sangat disarankan Anda berinvestasi sesuai dengan profil risiko diri Anda dan sesuai kenyamanan Anda.
Misalkan Anda adalah seorang yang ingin mendapatkan return yang tinggi tetapi sangat takut dan tidak dapat mentoleransi kerugian sedikitpun, maka sangat disarankan Anda tidak memilih investasi jenis saham. Tetapi jika Anda ingin mencobanya, Anda dapat melakukan investasi jenis saham namun dengan proporsi yang lebih kecil dibandingkan jenis investasi lainnya. Perlu Anda ingat lagi, jika ternyata return yang dihasilkannya cukup tinggi, tetapi profil risiko Anda masih rendah, jangan pernah ketagihan dan meningkatkan proposi investasi Anda. Karena bisa saja return yang pertama dan kedua akan sangat berbeda. Anda boleh tingkatkan proporsi investasi Anda, jika profil risiko Anda juga ikut meningkat.
3. Pahami instrumen investasi & perusahaannya
Sangat banyak jenis instrumen investasi yang dapat Anda pilih, tetapi hal yang sangat perlu Anda ketahui adalah pastikan investasi & perusahaan tersebut telah terdaftar dan mendapat izin dari OJK atau lembaga lainnya yang sesuai. Misalkan jenis investasi p2p lending, pastikan perusahaan tersebut sudah terdaftar dan memiliki izin dari OJK, Anda dapat mengeceknya di website resmi OJK.
Selain itu Anda juga perlu mengetahui tingkat risikonya. Dengan mengetahui tingkat risikonya maka akan mempermudah Anda untuk memilih jenis instrumen investasi yang sesuai dengan Anda. Selain itu, pelajari juga fungsi, tujuan, dan hal - hal lainnya yang dapat terjadi dari instrumen investasi tersebut. Kurangnya pengetahuan mengenai instrumen investasi yang Anda pilih, bisa saja dapat menimulkan kerugian. Misalkan ketika Anda pertama kali memulai investasi saham, Anda memilih jenis saham yang harganya sedang turun padahal di hari - hari sebelumnya naik sangat tinggi karena akan membagikan dividen yang besar. Karena Anda tidak mengetahuinya, maka bisa saja Anda terkena "dividend trap" atau penurunan harga saham sehari setelah cum date. Oleh karena itu, untuk mencegah hal - hal seperti itu, Anda bisa mempelajari jenis - jenis istrumen investasi di Mengenal Instrumen Investasi
4. Sesuaikan dengan budget & kenyamanan Anda
Hal yang sangat penting adalah jangan Anda menginvestasikan seluruh uang yang Anda miliki tanpa menyisakan dana darurat. Dana darurat adalah dana yang Anda sisakan di dalam tabungan atau jenis investasi yang mudah dicairkan, sehingga ketika Anda sedang membutuhkan dana pada saat keadaan darurat maka tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkannya, seperti ketika Anda sedang sakit dan membutuhkan uang pengobatan yang cukup besar. Selain itu jangan gunakan dana darurat jika memang bukan dalam keadaan darurat. Misalkan Anda menggunakannya karena Anda sedang ingin membeli smartphone yang baru diluncurkan padahal smartphone Anda masih berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan Anda.
Setelah dana darurat, Anda juga perlu sesuaikan dengan budget yang Anda miliki. Misalkan Anda menginvestasikan 90% gaji Anda, padahal 10% sisanya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup Anda. Atau hal lainnya Anda belum memulai investasi karena Anda merasa bahwa investasi harus dalam jumlah yang besar. Ini sangat sering terjadi karena kurangnya pengetahuan mengenai jenis - jenis investasi yang bisa dilakukan. Anda bisa memulai investasi reksadana jika Anda memiliki budget yang sedikit.
Selain itu, sesuaikan jenis investasi Anda sesuai dengan kenyamanan Anda. Misalkan Anda memilih investasi saham dengan risiko yang tinggi, namun istri atau keluarga Anda masih takut & tidak dapat mentoleransinya. Jika harga saham sedang turun, bisa saja akan menimbulkan permasalahan dalam kehidupan Anda dan akhirnya membuat hidup Anda menjadi tidak nyaman. Karena sangat tidak disarankan Anda memiliki untung yang tinggi dari investasi, tetapi mendapatkan kerugian di dalam kehidupan Anda.
Komentar
Posting Komentar